Minggu, 22 Juni 2008

Penalti, Pupuskan Langkah Isi Putra

BOLA INDO - Kekalahan memang menyakitkan. Itu pula yang dirasakan PS Isi Putra Balikpapan yang menyerah 0-1 (0-0) kepada tuan rumah Barito Putera dalam laga pamungkas Kompetisi Divisi II Liga Indonesia 2008 Grup VI B Zona Kalimantan di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Sabtu (21/6) sore kemarin.

Gol dari titik putih, 10 menit akan bubaran itu membungkam ambisi Isi Putra melaju ke babak berikutnya. Sehingga, dari 5 kesebelasan dari Kaltim yang bersaing di babak penyisihan, hanya 2 tim yang lolos. Yakni, PSTK Tarakan (Grup VI B) dan Persikubar Kutai Barat (Grup VI A), sedangkan PSN Nunukan dan Isi Putra Balikpapan serta PS Praja Pemkot Balikpapan gigit jari. (lihat klasemen akhir)

Terkait kekalahan itu, Ketua PS Isi Putra Balikpapan Madiono menuding wasit Ikram dari Surabaya, dan dua hakim garis dari Malang dan Sidoarjo sebagai salah satu biangnya. Kinerja wasit Ikram dianggap tidak fair dan cenderung menguntungkan Laskar Antasari--julukan Barito Putera.

Di antaranya adalah keputusan wasit yang memberikan dua hadiah penalti kepada Barito Putera sangat berlebihan. Penalti pertama Barito Putera memang gagal, namun kejadiannya begitu memprihatinkan. Pemain Barito Putera yang menabrak Agus Salim (Isi Putra) dari belakang, justru wasit memberikan penalti kepada tuan rumah.

Begitu pula penalti kedua, striker Barito Putera yang terinjak bola dan jatuh sendiri, malah dianggap pemain Isi Putra melakukan pelanggaran. “Tidak ada pelanggaran buruk pemain kami dalam pertandingan itu, beberapa keputusan korps pengadil sangat-sangat berlebihan,” jelas Madiono.

Menurut Madiono, pemainnya sama sekali tidak takut dengan permainan keras dan kasar yang ditunjukkan Barito Putera, termasuk tekanan penonton. Tapi, intimidasi dari korps pengadil di lapangan justru momok yang menakutkan. “Benar-benar impossible, selama kompetisi berlangsung, hanya Barito Putera-lah yang mendapat 9 kali penalti, di antaranya 4 penalti (2 putaran pertama, 2 putaran kedua) saat menghadapi Isi Putra. Saya pikir, wasit merugikan kami, tapi Anda harus bisa menghadapi hal semacam itu dalam sepak bola Indonesia, tapi itu terlalu kejam,” kesal Madiono dihubungi Kaltim Post yang beberapa saat usai pertandingan bersama pemain dan ofisial langsung boyongan ke Balikpapan, malam tadi.

Sementara itu pelatih Isi Putra Djoko Santoso dan manajer tim Ramli AC seakan tak percaya kekalahan itu, sebab 15 menit akan berakhir, pemainnya melakukan tekanan gencar. “Masih ada pemain belakang Barito, pemain kami langsung off side. Saya yakin, kalau penalti kedua Barito gagal, pemain kami pasti akan diganjar kartu merah,” jelas Ramli.

Jumat, 22 Juni 2007

Rally Marina Dapat Penghargaan GT Radial

SUARA MERDEKA - Rally Marina yang menjadi juara pada Kejuaraan Nasional Balap Mobil GT Car seri ketiga di Sirkuit Sentul pekan lalu, mendapatkan hadiah dari PT Gajah Tunggal. Hadiah sebesar Rp 3 juta tersebut sebagai penghargaan karena dia membuat kejutan sebagai pembalap wanita yang tampil sebagai juara.

Balap GT Car ini terkenal sebagai balap yang sangat kompetitif dan hanya pembalap yang benar-benar hebat yang dapat memenangkan lomba ini. Hadiah diserahkan General Manager PT Gajah Tunggal Harri Kalisaran di Jakarta kemarin. Rally bergabung dalam Honda Surabaya Center Racing Team.

Kemenangan tersebut langsung menempatkan Rally pada klasemen sementara GT Master urutan keempat dengan poin 19. Klasemen pertama dipegang Hari Darma (Mezzo Toyota Indonesia Team) dengan poin 28. Seri keempat akan digelar di Sirkuit Sentul, 12 Agustus mendatang. "Saya bertanding aman karena setting ban GT Radial yang mendukung," ujar Rally Marina kemarin di Jakarta. (D3-28)

Selasa, 01 Mei 2007

Persipu Ditahan Gajah Tunggal

SUARA MERDEKA - Hasil imbang terjadi pada hari kedua Kompetisi Divisi II Grup 2-A di Stadion Taruna Sragen, kemarin. Persipu Purwakarta yang memimpin 2-0 sampai babak pertama selesai, berhasil dikejar Gajah Tunggal Tangerang. Akhirnya pertandingan berakhir denga skor 2-2.

Usep Abdul Rochkin membawa Persipu unggul pada menit keempat. Dadang Sofian mencetak gol kedua bagi timnya pada menit ke-27.

Dua gol tersebut dicetak melalui tendangan penalti. Gajah Tunggal memperkecil kekalahan pada menit ke-65 melalui sundulan Rino Dian memanfaatkan umpan Eko Waryoko. Gol penyama kedudukan dilakukan lewat tendangan bebas oleh Eko Waryoko tujuh menit kemudian.

Seribu Penonton

Pertandingan yang disaksikan sekitar seribu penonton itu dipimpin wasit Didi Syafudin. Pada babak pertama lapangan dikuasai Persipu yang diasuh Sutiyono.

Namun pada babak kedua Sudirman dkk kehabisan setamina. Tim tamu yang antara lain diperkuat mantan personel timnas Hamdani Lubis mampu mengejar ketinggalannya. (P44-22)

Senin, 16 April 2007

Indonesia Power Juara Baladika Cup Ke-9

RADAR BANTEN - Keluar sebagai juara di bola voli, tim Indonesia Power Cilegon, sedangkan sepak bola dijuarai Putra Drangong Serang.

Di final cabang voli, Indonesia Power mengalahkan Samsat Kota Tangerang dengan skor 3-2 (19-25, 28-26, 25-18, 23-25, 15-13). Pertandingan berlangsung seru hingga memakan waktu hampir 3 jam. Pada perebutan tempat ketiga, Gajah Tunggal Kota Tangerang mengalahkan Dinas PU Pemprov Banten dengan skor 3-1 (18-25, 25-17, 25-20, 25-10).

Sementara di cabang sepak bola, PS Putra Drangong akhirnya keluar sebagai juara usai mengalahkan PS Singandaru di final dengan skor 2-0. Sedangkan posisi ketiga diraih PS Porpres Polres Serang yang mengalahkan PS Perkasa Sempu dengan adu penalti 4-2. Sebelumnya, di waktu normal, skor imbang 1-1.

Piala Baladika ke-9 diselenggarakan Grup 1 Kopassus untuk menyambut HUT ke-55 korps pasukan elit tersebut yang jatuh 16 April ini. Selain itu, even ini juga bertujuan meningkatkan minat olahraga di kalangan intern Grup 1 Kopassus serta warga Banten.

Cabang sepak bola diselenggarakan di Stadion Grup 1 Kopassus, Taktakan, serta diikuti 29 tim yang dibagi dalam 2 pool. Sedangkan cabang voli, diikuti 13 tim yang menggunakan sistem setengah kompetisi.

Pertandingan berlangsung di GOR Grup 1 Taktakan. Dalam pidato penutupan, Wakil Komandan Grup 1 Kopassus Letkol Inf Benny Sulistiono mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang telah ambil bagian di turnamen ini. Benny berharap turnamen ini bisa bermanfaat bagi perkembangan olahraga di Serang, atau bahkan Banten. (say)

Senin, 11 September 2006

Pembalap Gajah Tunggal Juara

SINAR HARAPAN - Pembalap Gajah Tunggal Racing Team Andi Barata keluar sebagai juara divisi I Honda Jazz Vitec One Make Race (OMR) Challenge di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/9).

Meskipun begitu, dalam klasemen umum, Andi Barata harus puas di peringkat kedua hingga putran ketiga kejuaraan jenis “touring car’ ini. Pimpinan klasemen divisi I masih dikuasi Oke D Junjunan dari tim Shell-Honda Bandung Centre (SHBC).

Oke mengumpulkan nilia 28, sedang Andi Barata 25 dan Dendi Rukmana (Astaga.com Racing Team) mengumpulkan nilai 24.

Persaingan di papan atas tampak ketat. Oke harus bertarung keras di kelompok Divisi I (seeded) hingga dua seri tersisa pada musim lomba tahun ini. Pasalnya, Andi dan Dendy merupakan juara bertahan dan runner up tahun lalu.

Balapan itu sendiri diikuti 17 starter yang terdiri dari 3 divisi. Pembalap tim SHBC lainnya Ronny S. Tedja dan Wiwi merebut posisi runner-up dan posisi ketiga Divisi-II (nonseeded).

Riset Khusus. Pada kejurnas balap mobil kali ini PT Gajah Tunggal mengadakan riset khusus untuk memproduksi ban GT Radial Champiro HPX yang sesuai kesepakatan dengan Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI). Rencananya, ban Champior HPX akan dipakai sebagai ban resmi grand final seri kejurnas, Desember mendatang.

Ban tersebut akan dipakai di kelas GT Car Championship yang merupakan kejuaraan balap mobil ATPM. Johanes Maria, Marketing Manager GT Radial mengaku puas melihat persaingan di kelas-kelas kejurnas ini.

“Persaingan di kelas kelas ATPM ini membuat kami makin terpacu memproduksi ban yang lebih baik,” kata Johanes.

Klasemen Divisi-1, hingga putaran ketiga: 1. Oke D. Junjunan (Tim Shell- Honda Bandung Centre) 28, 2. Andi Barata (Gajah Tunggal Motorsport) 25, 3. Dendy Rukmana (Astaga.Com Racing) 24.

Hasil lomba divisi-1: 1. Andi Barata (Gajah Tunggal Motorsport) 23’:45,643”, 2. Dendy Rukmana (Astaga.Com Racing) 23:49,734, 3. Oke D. Junjunan (Shell-Honda Bandung Centre) 23:56,001”,4. Deva (Sagung Motorsport) 24:696”, 5. Aswin Bahar.

Divisi II (nonseeded): 1. Dalvin K. (CK Motorsport) 23’:50,349”, 2. Rony S. Tedja (Shell-Honda Bandung Centre) 23’:56,565”, 3. Wiwi (Shell-Honda Bandung Centre) 24:02,549”, 4. Bandar (Yellow Pages Tim Racing) 24:11, 5. Christian (Jaya Niaga) 25:12,004. (fat/non)

Rabu, 22 September 2004

Juara Ketangkasan Dongkrak Ban Mobil

SUARA MERDEKA - Jangan menganggap enteng pekerjaan membongkar ban mobil. Yang tidak biasa, membongkar satu ban mungkin bisa sampai satu jam tidak kelar. Terlebih ban ukuran 33 (besar) dengan berat lebih dari 35 kg, pasti bermandikan keringat.

Lain halnya ketika hal itu dilakukan Tasori (32), ahli bongkar pasang ban warga Kelurahan Pesurungan Kidul, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Dia hanya membutuhkan waktu tiga menit 10 detik untuk melepas dan memasang kembali ban jip ukuran 33. Lelaki satu anak itu begitu cekatan memasang dongkrak di bawah per mobil, kemudian memutar tangkai dongkrak. Setelah ban terangkat, dia melepas empat buah baut roda.

"Yah dasar mobil tua, bautnya dibuka bukan main susahnya," tutur Tasori.

Berkat kecekatan membongkar dan memasang ban, Tasori yang sehari-hari montir di Toko Ban Gajah Tunggal Jalan MT Haryono 58 Kota Tegal, keluar sebagai juara pertama lomba ketangkasan dongkrak ban mobil yang digelar Pacific Mall bekerja sama dengan PT Djarum di halaman swalatan itu Jalan Mayjen Soetoyo, Kota Tegal, Minggu lalu. Lomba diikuti 31 peserta, semua membongkar dan memasang ban jip milik PT Djarum Tegal.

Bagaimana kesan Tasori atas kemenangan itu? "Saya tidak mengira bisa jadi juara karena lawannya berat semua," ujar dia, kemarin, di tempat kerjanya.

Pengalaman

Dari 31 peserta lomba, rata-rata memiliki pengalaman di bengkel tambal ban. Namun berkat kesungguhan mengikuti lomba, lelaki bertubuh kekar pendek ini mampu menyingkirkan lawan-lawannya.

Menurut penuturan dia, pekerjaan menjadi montir dia lakukan mulai dari nol. Semula dia mengaku tak bisa apa-apa namun karena ketekunannya semua kesulitan dapat teratasi. Tasori mulai menekuni menjadi montir pada 1994. Sejak pertama hingga kini menjadi montir di Toko Ban Gajah Tunggal Kota Tegal.

Dalam lomba tersebut, Tasori mewakili toko dengan dua peserta lain. Dewan juri memutuskan dirinya menjadi juara I dan Warocin atau Ucin, temannya, menjadi juara III.

Ucin yang tinggal di Layur Nomor 113 Kota Tegal menyelesaikan pekerjaan bongkar pasang ban dengan catatan waktu empat menit dua detik. Sementara itu juara II, Aji, menyelesaikan dengan waktu tiga menit 57 detik.

Tentang kecekatan anak buahnya, pemilik Toko Gajah Tunggal Haryantono tak meragukan lagi. Dalam keseharian, Tasori dan Ucin biasa mengerjakan mobil kecil seperti Kijang dan Carry. Namun, tak jarang pula melepas ban truk ukuran 33.

"Mungkin karena kebiasaan sehari-hari membongkar dan melepas ban itulah, dia menganggap enteng pekerjaan ini," tuturnya.

Kepala Bagian Promosi Pacific Mall Tedi yang menyelenggarakan kegiatan itu mengatakan, dalam menentukan juara ketangkasan pihaknya tidak sekadar mengukur kekuatan peserta tapi juga kecepatan dan ketepatan.

"Jadi, peserta tidak sekadar stamina yang harus prima tapi kecepatan dan ketepatan dalam mendongkrak ban mobil menjadi penilaian utama," ujarnya. Dalam lomba itu, panitia menggunakan timer untuk mengukur waktu tiap peserta mendongkrak ban sampai lepas dari as mobil. Setelah itu, peserta diwajibkan memasang kembali dalam waktu singkat. (Wahidin Soedja-74j)

Juara Ketangkasan Dongkrak Ban Mobil

SUARA MERDEKA - Jangan menganggap enteng pekerjaan membongkar ban mobil. Yang tidak biasa, membongkar satu ban mungkin bisa sampai satu jam tidak kelar. Terlebih ban ukuran 33 (besar) dengan berat lebih dari 35 kg, pasti bermandikan keringat.

Lain halnya ketika hal itu dilakukan Tasori (32), ahli bongkar pasang ban warga Kelurahan Pesurungan Kidul, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Dia hanya membutuhkan waktu tiga menit 10 detik untuk melepas dan memasang kembali ban jip ukuran 33. Lelaki satu anak itu begitu cekatan memasang dongkrak di bawah per mobil, kemudian memutar tangkai dongkrak. Setelah ban terangkat, dia melepas empat buah baut roda.

"Yah dasar mobil tua, bautnya dibuka bukan main susahnya," tutur Tasori.

Berkat kecekatan membongkar dan memasang ban, Tasori yang sehari-hari montir di Toko Ban Gajah Tunggal Jalan MT Haryono 58 Kota Tegal, keluar sebagai juara pertama lomba ketangkasan dongkrak ban mobil yang digelar Pacific Mall bekerja sama dengan PT Djarum di halaman swalatan itu Jalan Mayjen Soetoyo, Kota Tegal, Minggu lalu. Lomba diikuti 31 peserta, semua membongkar dan memasang ban jip milik PT Djarum Tegal.

Bagaimana kesan Tasori atas kemenangan itu? "Saya tidak mengira bisa jadi juara karena lawannya berat semua," ujar dia, kemarin, di tempat kerjanya.

Pengalaman

Dari 31 peserta lomba, rata-rata memiliki pengalaman di bengkel tambal ban. Namun berkat kesungguhan mengikuti lomba, lelaki bertubuh kekar pendek ini mampu menyingkirkan lawan-lawannya.

Menurut penuturan dia, pekerjaan menjadi montir dia lakukan mulai dari nol. Semula dia mengaku tak bisa apa-apa namun karena ketekunannya semua kesulitan dapat teratasi. Tasori mulai menekuni menjadi montir pada 1994. Sejak pertama hingga kini menjadi montir di Toko Ban Gajah Tunggal Kota Tegal.

Dalam lomba tersebut, Tasori mewakili toko dengan dua peserta lain. Dewan juri memutuskan dirinya menjadi juara I dan Warocin atau Ucin, temannya, menjadi juara III.

Ucin yang tinggal di Layur Nomor 113 Kota Tegal menyelesaikan pekerjaan bongkar pasang ban dengan catatan waktu empat menit dua detik. Sementara itu juara II, Aji, menyelesaikan dengan waktu tiga menit 57 detik.

Tentang kecekatan anak buahnya, pemilik Toko Gajah Tunggal Haryantono tak meragukan lagi. Dalam keseharian, Tasori dan Ucin biasa mengerjakan mobil kecil seperti Kijang dan Carry. Namun, tak jarang pula melepas ban truk ukuran 33.

"Mungkin karena kebiasaan sehari-hari membongkar dan melepas ban itulah, dia menganggap enteng pekerjaan ini," tuturnya.

Kepala Bagian Promosi Pacific Mall Tedi yang menyelenggarakan kegiatan itu mengatakan, dalam menentukan juara ketangkasan pihaknya tidak sekadar mengukur kekuatan peserta tapi juga kecepatan dan ketepatan.

"Jadi, peserta tidak sekadar stamina yang harus prima tapi kecepatan dan ketepatan dalam mendongkrak ban mobil menjadi penilaian utama," ujarnya. Dalam lomba itu, panitia menggunakan timer untuk mengukur waktu tiap peserta mendongkrak ban sampai lepas dari as mobil. Setelah itu, peserta diwajibkan memasang kembali dalam waktu singkat. (Wahidin Soedja-74j)